Rabu, 19 April 2017

PURWA UINSA 2017 Dadakan

Sontak kaget, disini penulis adalah mahasiswa UINSA tapi seperti bukan mahasiswa UINSA karena hari ini akan diadakan PEMILIHAN UMUM RAYA MAHASISWA DEMA UINSA 2017 dadakan, informasi yang diberikan hanya berupa pengumuman selebaran kertas yang ditempel berisi informasi PEMILU RAYA serba dadakan mulai dari ; Pendaftaran, Verifikasi Data, Pengumuman Partai Peserta PURWA dan Calon Ketua dan Wakil ketua, Masa Kampanye, Masa Tenang, Pelaksanaa PURWA, Perhitungan Suara dan Pengumuman hanya berjeda waktu satu hari.

Kebijakan tersebut sangat disayangkan karena tidak mencerminkan demokrasi dan seakan-akan mendiskreditkan partai mahasiswa lain untuk maju dan mendaftar di PURWA 2017, alhasil sempat terjadi bentrok (17/04/17).

Banyak opini dan komentar dikalangan sivitas akademika UINSA bahwa pemilu kali ini diciderai oleh politik megalomania yang hanya ingin menang-menangan dan mengabaikan esensi dari demokrasi itu sendiri. Bagaimana mungkin hanya gara-gara kursi jabatan, logika berfikir menjadi cacat dan sempit dalam menjalankan demokrasi. Demokrasi kampus adalah ibarat miniatur demokrasi pemerintahan, jika sikap demokrasi mahasiswa saling mendiskreditkan, seperti apa ia akan menjalan demokrasi pemerintahan nantinya.

Dilansir dari kajiansurya.blogspot.co.id bahawa mahasiswa angkatan 2016 mendeklarasikan dengan mengambil sikap untuk golput dalam pemilu raya tahun ini karena dinilai penuh dengan taktis politis dan dianggap kurang logis, sebab semuanya dilakukan begitu singkat dan tidak jelas.

Sikap KOPURWA dalam penyelenggaraan PURWA 2017 dilakukan serba dadakan yang pada akhirnya justru mengindikasikan golput, maka dalam hal ini mahasiswa dianggap gagap dalam menjalankan demokrasi. Karena demokrasi itu pada hakikatnya egaliter bukanlah otoriter, memegang teguh persamaan hak bersuara, memilih dan dipilih.

Kini PURWA 2017 dikabarkan diundur yang seharusnya dilakukan pada 19 April 2017 berbarengan dengan Pilkada DKI Jakarta putaran ke dua, diundur akan diselenggarakan pada 20 April 2017, itu pun masih diragukan karena hingga saat ini penulis sebagai mahasiswa belum mendapati informasi resmi secara tertulis di mading fakultas maupun informasi secara online. Penulis berharap KOPURWA lebih informatif dan tidak dadakan dalam menentukan jeda waktu pelaksanaan, sehingga tidak terkesan dan diklaim main-main dalam menentukan waktu penyelenggaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar